Diterjemahkan secara bebas oleh Wishnu Hardi dari website
Joint Steering Committee for RDA Development http://www.rda-jsc.org/archivedsite/rdafaq.html#3-2 Silahkan meng-copy dengan menyebutkan sumber.
FAQ mengenai RDA ini dirilis sebelum RDA secara resmi diimplementasikan
sehingga mungkin beberapa informasi mengenai RDA perlu di-update sesuai dengan
kondisi terkini.
1. Apakah RDA?
RDA adalah singkatan dari
“Resource Description and Access” yang merupakan standar pengatalogan baru yang
menggantikan AACR2.
2. Mengapa bukan AACR3?
Pada bulan April 2005, Joint
Steering Committee for the Revision of AACR (JSC) dan organisasi induknya,
Committee of Principals (CoP)menerima banyak masukan dari hasil revisi part I
AACR3 yang pada intinya agar mengubah pendekatan dalam melihat struktur revisi AACR3.
Setelah mengevaluasi beberapa alternatif, komite memutuskan bahwa diperlukan
suatu standar pengatalogan baru yang didesain untuk era digital. Visi JSC
adalah membuat sebuah standar yang dilengkapi panduan dan instruksi untuk pembuatan
deskripsi dan akses sumber informasi baik format analog maupun digital, di mana
record tersebut dapat digunakan di berbagai lingkungan digital (internet, web
OPAC, dsb.).
3. Mengapa nama AACR berubah menjadi RDA?
Nama RDA – Resource Description
and Access merefleksikan perubahan dalam format dan cakupan dari visi JSC dan
COP yang sepakati pada bulan April 2005. RDA adalah standar pengatalogan untuk
membuat deskripsi dan akses sumber informasi yang didesain untuk era digital. Yang
ditawarkan RDA adalah:
·
Sebuah kerangka kerja fleksibel untuk pendeskripsian
sumber informasi analog dan digital
·
Data yang mudah diadaptasi ke dalam struktur
database yang ada saat ini
·
Data dapat kompatibel dengan record-record yang
telah ada pada sistem katalog online
4. Mengapa diperlukan standar pengatalogan
yang benar-benar baru?
AACR2 pertama kali diterbitkan pada
tahun 1978 dan meskipun telah mengalami revisi beberapa kali oleh JSC, desain
AACR2 tetaplah berorientasi pada katalog kartu. International Conference on the
Principles and Future Development of AACR yang diselenggarakan di Toronto tahun
1997 mengidentifikasi beberapa permasalahan substansial pada AACR2. Pemutakhiran
AACR2 yang dilakukan segera setelah konferensi belum dapat mengatasi persoalan
yang ada. Pada akhirnya JSC menyimpulkan bahwa diperlukan pemikiran ulang yang fundamental
terhadap standar pengatalogan yang berlaku saat ini agar benar-benar dapat
merespon tantangan dan peluang di era dunia digital.
Joint Steering Committee for
Development of RDA (JSC) dengan bekerja
sama dengan RDA editor adalah pihak yang bertanggung jawab atas pengembangan
RDA. Anggota JSC terdiri dari perwakilan komunitas besar pengatalogan
Anglo-American, antara lain American Library Association (ALA), Australian
Committee on Cataloguing (ACOC), British Library (BL), Canadian Committee on
Cataloguing (CCC), Chartered Institute of Library and Information Professionals
(CILIP), dan Library of Congress (LC). Tim JSC dan RDA editor dibantu oleh
sekretaris JSC dan project manager.
6. Kepada siapa JSC memberikan laporan?
JSC memberikan laporan secara
berkala ke Committee of Principals dan perwakilan asosiasi perpustakaan di
Kanada, Inggris, dan Amerika, British Library, Library and Archives Canada,
Library of Congress, dan National Library of Australia. Informasi lebih jauh
mengenai struktur keorganisasian dapat dilihat pada
http://www.aacr2.org/governance.html
7. Apakah ada pihak-pihak lain yang
berpartisipasi dalam pengembangan RDA?
Ya. Masing-masing anggota JSC
memiliki kolega di tempat mereka bekerja dan turut membantu memonitor dan berbagi
informasi dengan anggota JSC yang lain. JSC juga memiliki tim komunikasi yang
bertanggung jawab untuk urusan kerja sama dengan para stakeholder RDA seperti, manajemen
perpustakaan, pendidik ilmu perpustakaan, vendor sistem perpustakaan, dan
organisasi lainnya di level nasional maupun internasional. Adapun tim yang
berperan dalam persiapan implementasi RDA adalah Appendices Working Group yang
bertugas merevisi apendiks untuk bab kapitalisasi dan abreviasi, dan dua tim
RDA Examples yang bertugas me-review dan meng-update contoh-contoh record RDA.
8. Siapa yang menerbitkan RDA?
Co-Publisher (American Library
Association, Canadian Library Association, dan Chartered Institute of Library
and Information Professionals) bertanggung jawab atas penerbitan RDA untuk versi
online maupun offline.
9. Bagaimana JSC mengambil suatu keputusan?
Pengambilan keputusan oleh JSC
dilakukan melalui serangkaian proses konsultasi dengan komunitas perpustakaan
dan para stakeholder. Ketika mengambil keputusan final soal RDA, anggota JSC menggunakan
kerangka pemahaman yang berasaskan nilai-nilai kompromi dan kesepakatan yang
saling menguntungkan.
10. Apakah RDA hanya bisa digunakan oleh
perpustakaan?
RDA dibangun di atas fondasi
Anglo-American Cataloguing Rules (AACR) yang terdiri dari seperangkat instruksi
dan panduan lengkap untuk pembuatan deskripsi dan akses ke sumber informasi
untuk semua jenis konten dan media. RDA dikembangkan untuk perpustakaan, namun
demikian dalam penyusunannya RDA tetap berkonsultasi dengan berbagai komunitas
di luar sektor perpustakaan (arsip, musemum, penerbit, pendidik, vendor sistem
perpustakaan, dsb.) Upaya ini dilakukan demi terciptanya harmonisasi RDA dengan
standar metadata yang digunakan komunitas tersebut.
11. Apa kaitan RDA dengan pernyataan yang
dikeluarkan oleh International Cataloguing Principles?
RDA dikembangkan bersamaan dengan
revisi Paris Principles 1961 yang dilakukan oleh IFLA (International Federation
of Library Associations and Institutions). Meskipun proyek ini berbeda, namun dalam
proses pengerjaannya tetap saling mengetahui satu sama lain. JSC dan IFLA
memiliki hubungan formal di mana para anggotanya saling mengisi kelompok kerja
pada masing-masing proyek. Anggota JSC turut berpartisipasi pada
pertemuan-pertemuan para ahli pengatalogan dan penyusunan Statement of
International Cataloguing Principles.
12. Apakah FRBR dan bagaimana keterkaitannya
dengan RDA?
Akronim “FRBR” merupakan
singkatan dari Functional Requirements for Bibliographic Records. FRBR
dikembangkan oleh IFLA Study Group (1992-1997). IFLA terus memonitor penerapan
FRBR dan mempromosikan penggunaannya. FRBR mencakup model konseptual dari suatu
entitas bibliografi beserta hubungan dan attribute-nya; mengidentifikasi tugas
spesifik (user tasks) pengguna dalam menemukan, mengidentifikasi, memilih, dan
mendapatkan informasi yang diinginkan; dan merekomendasikan seperangkat elemen data
bibliografi untuk konteks nasional.
FRBR adalah model konseptual yang
menjadi fondasi dasar RDA. RDA menggunakan terminologi FRBR (contohnya pada
entitas bibliografi: work, expression, manifestation, dan item) dan attribute
FRBR sebagai basis untuk elemen data dalam pembuatan deskripsi bibliografi;
mendefinisikan hubungan FRBR dan menjadikan tugas pengguna dalam FRBR (find,
identify, select, obtain) sebagai dasar dalam mendefinisikan elemen data yang
wajib digunakan; serta menyertakan FRAD (Functional Requirements for Authority
Data) sebagai authority control.
13. Seperti apa struktur RDA?
JSC menyetujui struktur baru yang
diusulkan oleh RDA Editor pada pertemuan yang diadakan bulan Oktober 2007.
Struktur RDA menghubungkan lebih dekat elemen data dengan entitas dan tugas
pengguna (find, identify, select, obtain) dalam FRBR. RDA terdiri dari 10
section di mana pada bagian pertama dari section-section tersebut berfokus pada
pencantuman attributes untuk masing-masing entitas FRBR, sedangkan pada bagian
keduanya berfokus pada pencantuman hubungan atau relationship antar
masing-masing entitas.
Recording attributes
Section 1 - Recording attributes of
manifestation and item
Section 2 - Recording attributes of
work and expression
Section 3 - Recording attributes of
person, family, and corporate body
Section 4 - Recording attributes of
concept, object, event, and place
Recording relationships
Section 5 - Recording primary
relationships
Section 6 - Recording relationships
to persons, families, and corporate bodies associated with a resource
Section 7 - Recording subject
relationships
Section 8 - Recording relationships
between works, expressions, manifestations and items
Section 9 - Recording relationships
between persons, families, and corporate bodies
Section 10 - Recording relationships
between concepts, objects, events, and places
Pada setiap section terdapat
panduan umum dan chapter untuk masing-masing entitas. Setiap chapter akan
selalu berasosasi dengan user task dalam FRBR. Chapter mengenai pencantuman
attributes dan relationships untuk entitas concepts, objects, dan events akan
ditempatkan dalam rilis RDA yang akan datang. Instruksi-instruksi untuk
pencantuman attributes dan relationships untuk entitas places tetap berada
dalam cakupan AACR2 chapter 23. Bab general introduction dan appendices
menjelaskan abbreviation, capitalization, dan data presentation
.
14. Apa saja yang terkandung di dalam RDA?
RDA berisi panduan dan instruksi
pencantuman attributes masing-masing entitas FRBR (works, expressions,
manifestations, dan items) dan relationships (hubungan) antar entitas dengan
penanggung jawab intelektualnya (persons, families, dan corporate bodies). Sebagaimana
halnya dengan AACR2, RDA mengatur pembuatan deskripsi bibliografi dan access
points. RDA juga memuat informasi yang berkaitan dengan reference (AACR chapter
26) dan hubungan antar records.
15. Apa saja yang tidak termasuk dalam RDA?
Untuk sementara RDA tidak memuat
instruksi mengenai subject heading (Entitas Grup 3 FRBR), namun tetap
mendefinisikan hubungan entitas tersebut dengan entitas Group 1 FRBR. Meskipun
demikian, RDA telah menyediakan chapter khusus (sections 4 dan 10) yang bisa
digunakan untuk entitas Grup 3 FRBR sebagai antisipasi pengembangan RDA lebih
lanjut. RDA juga tidak memberikan instruksi pengatalogan yang berkaitan dengan
klasifikasi atau cutter number, content designation untuk penggunaan format
MARC 21 dan XML.
16. Apakah RDA berfokus pada pencantuman data,
presentasi data, atau keduanya?
Salah satu elemen kunci dalam RDA
adalah adanya pemisahan yang tegas dan jelas antara pencantuman data dan
presentasi data. Fokus utama RDA adalah menyediakan panduan dan instruksi untuk
pencantuman data untuk merefleksikan atributtes atau hubungan antar
masing-masing entitas yang didefinisikan dalam FRBR dan FRAD.
17. Apakah punktuasi ISBD diperlukan dalam RDA?
Penyusunan elemen data dan
punktuasi berdasarkan ISBD tidak diperlukan. Informasi mengenai presentasi data
RDA dalam ISBD dapat dilihat pada
Appendix D.
18. Apakah RDA memuat daftar GMD (general
material designation) dan SMD (specific material designation)?
Perwakilan dari komunitas
penerbitan, ONIX dan JSC telah sama-sama mengetahui variasi jenis konten dan
carrier dalam RDA. Informasi mengenai jenis, format, carrier dari suatu konten
tetap dicantumkan namun dengan menggunakan beberapa istilah yang berbeda.
Aspek-aspek bibliografi jenis konten tertentu, misalnya bahan kartografi, teks,
numerik akan dicantumkan terpisah dengan jenis carrier (microform, electronic
resource, dsb.). Sedangkan untuk SMD tetap menggunakan istilah-istilah yang
sudah ada dan umum digunakan.
19. Apakah ada fleksibilitas dalam pengatalogan
menggunakan RDA khususnya pada elemen-elemen data yang spesifik; atau dengan
kata lain apakah RDA mengatur tentang elemen data yang diperlukan dan tidak
diperlukan?
Dalam RDA, beberapa elemen-elemen
data tertentu ditandai sebagai ‘core element’. Pada masing-masing section RDA
memuat daftar core elements untuk section tersebut, sedangkan pada bagian General
Introduction memuat daftar lengkap dari seluruh core elements
.
20. Banyak yang mempertanyakan relevansi
penerapan “main entry”pada sistem katalog online. Bagaimana RDA melihat konsep
“main entry”?
Konsep main entry yang biasa
digunakan pada katalog kartu tidak lagi diterapkan pada sistem katalog online
maupun RDA. Meskipun demikian, preferred access point tetap dibutuhkan untuk entitas
work dan expression khususnya ketika membuat bibliographic citation dan
kolokasi works dan expression pada sistem katalog online. Pada section 2 RDA
terdapat instruksi yang menjelaskan tentang cara mengkonstruksi preferred
access point untuk merepresentasikan entitas works dan expressions.
21. Apa yang terjadi dengan bab mengenai bahan
pustaka mengenai music, continuing resources, cartographic materials?
Selama bertahun-tahum RDA
bereksperimen dengan beragam cara pendeskripsian yang mempertahankan bab-bab
yang memuat instruksi untuk jenis konten dan bahan pustaka tertentu. Namun
demikian, cara ini tidak lagi bisa diterapkan untuk pengatalogan materi digital
karena akan memaksa cataloguer untuk membuka beberapa bab sekaligus ketika
melakukan pengatalogan sebuah bahan pustaka. Struktur RDA menghubungkan lebih
dekat elemen data dengan entitas dan tugas pengguna (user task) dalam FRBR.
RDA
terdiri dari 10 section di mana pada bagian pertama dari section-section
tersebut berfokus pada pencantuman attributes untuk masing-masing entitas FRBR,
sedangkan pada bagian kedua dari section-section tersebut berfokus pada pendefinisiam
hubungan antar masing-masing entitas. Setiap bab berisi panduan umum dan
instruksi setiap entitas yang selalu berasosiasi dengan tugas pengguna dalam FRBR.
Instruksi khusus untuk jenis konten tertentu sudah tercakup dalam instruksi
umum. Pada RDA versi online, cataloguer akan lebih mudah menemukan
instruksi-intruksi yang relevan dan berkaitan ketika mengatalog jenis konten
tertentu.
22. Apakah RDA memberikan contoh-contoh record?
Ya. RDA Examples Group telah
dibentuk sebagai upaya untuk me-review contoh-contoh record yang sudah ada dan
membuat contoh-contoh record baru jika diperlukan. Contoh-contoh record RDA terbaru
akan ditambahkan ke dalam draft RDA dan sebagian lainnya akan dimuat pada RDA
versi online.
23. Bagaimana RDA mengatur pengatalogan untuk
satu judul namun memiliki beberapa manifestation? Apakah RDA merekomendasikan
cataloguer untuk menggunakan satu record untuk semua manifestations dari judul
yang sama atau menggunakan record yang berbeda untuk masing-masing
manifestations?
Pertanyaan ini mengarah pada
praktek pengatalogan yang dihadapi cataloguer saat ini di mana satu judul
memiliki beberapa manifestation. Ada dua teknik yang bisa dilakukan. Yang
pertama membuat record untuk masing-masing manifestation (sebagaimana yang
direkomendasikan pada AACR dan RDA) dan kemudian menampilkan seluruh record
tersebut kepada user. Cara yang kedua adalah membuat satu record untuk semua
manifestations dari satu judul yang sama.
Teknik membuat satu record untuk
semua manifestations dikembangkan sebagai cara perpustakaan untuk menampilkan
berbagai versi dari satu judul tertentu dengan cara yang mudah dan efisien.
Meskipun praktek ini umum digunakan, namun kurang efektif jika dilihat dari
aspek data sharing. Sebuah record yang mengkombinasikan beberapa manifestations
tidak dapat digunakan oleh perpustakaan lain tanpa melakukan pengeditan yang
cukup susbtansial untuk menghapus versi yang tidak dimiliki oleh perpustakaan
tersebut. Teknik single record ini dikembangkan sebelum konsep FRBR mulai
digaungkan.
Pada model konseptual FRBR,
atributte dari sebuah hasil karya dikelompokkan menjadi empat entitas: work,
expression, manifestation, dan item. Entitas work dan expression bisa digunakan
untuk menempatkan entitas manifestations sama dengan uniform titles namun dengan
tingkat presisi yang lebih baik. Record-record ini kemudian bisa tampilkan
secara lebih mudah dan bermanfaat kepada user. Disisi lain, data sharing antar perpustakaan
tetap bisa berjalan secara efektif.
Sama seperti AACR, RDA
merekomendasikan menggunakan record yang berbeda untuk masing-masing
manifestation.
24. Bagaimana cara memberikan komentar atau
usulan mengenai RDA?
JSC telah membentuk Outreach
Group untuk membangun hubungan dengan para stakeholder yang terdiri dari pembuat
kebijakan dibidang pengatalogan (Cina, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, dan
Rusia), komunitas metadata (Dublin Core Metadata Initiative), pusat arsip,
museum, dan penerbit. Hubungan yang terbangun dengan para stakeholders
merepresentasikan pandangan dari komunitas stakeholders dalam merespon RDA.
25. Apakah perlu bagi perpustakaan untuk
mengubah record-record yang sudah ada?
JSC telah menyepakati bahwa
record-record yang dibuat dengan menggunakan RDA akan kompatibel dengan
record-record AACR dan jika persoalan inkompatibilitas maka akan diteliti
dengan seksama sebelum dilakukan perubahan lebih lanjut. Komitmen ini tetap berlaku
hingga hari ini. Namun demikian, ada beberapa kasus di mana headings memerlukan
modifikasi. Melakukan updating headings secara global sekarang lebih mudah jika
dibandingkan sebelum era teknologi online.
26. Apakah dampak RDA terhadap sistem
perpustakaan?
Hal ini bergantung pada sejauh
mana vendor sistem perpustakaan akan mengadopsi RDA dalam software mereka.
Outreach Group dan RDA Project Manager melihat vendor sistem perpustakaan
sebagai stakeholder penting dalam proses pengembangan RDA dan akan terus
memberikan dokumen-dokumen tentang RDA untuk dikomentari agar mereka tetap up-to-date
dengan proses pengembangan RDA online.Iinstruksi-instruksi RDA didesain untuk
bersifat independen terhadap format, media, atau sistem yang digunakan untuk
menyimpan dan mengkomunikasikan data, dan akan mudah beradaptasi dengan
struktur database-database terkini.
27. Apakah perubahan pada display katalog
diperlukan?
Sistem perpustakaan dan OPAC
diharapkan dapat mengambil manfaat penuh dari record yang dibuat dengan RDA
dibangun di atas struktur FRBR. Penyesuaian sistem ini akan meningkatkan
efektifitas penelusuran di mana user dapat mencari, mengidentifikasi, memilih, dan
mendapatkan sumber informasi yang diinginkan. Sebagai contoh, suatu konten yang
tersedia dalam berbagai format, seperti tercetak, online, microform, rekaman
suara akan ditampilkan secara berkelompok untuk memperlihatkan masing-masing
jenis koleksi yang berkorelasi dengan entitas work atau expression. Cara ini
memudahkan user dalam melihat dan berpindah di antara karya-karya yang
berkaitan.
28. Kapan RDA akan dirilis?
Co-Publishers akan menerbitkan
RDA pada bulan Juni 2010.
29. Dalam format apa RDA akan dirilis?
RDA pertama kali dikembangkan
sebagai produk database online agar dapat memasukan fitur-fitur dan
fungsi-fungsi lain ketika mengakses secara online. Setelah RDA online dirilis,
Co-Publishers baru dapat mengidentifikasi kebutuhan akan produk offline secara
lebih akurat (misalnya tercetak, CD-ROM).
30. Berapa harga RDA?
Co-Publishers mempunyai tanggung
jawab untuk menjaga harga produk RDA tetap terjangkau karena customer RDA
adalah juga anggota dan bagian dari tim RDA. Sebagai sebuah produk online, RDA
memiliki banyak keunggulan jika dibandingkan versi cetaknya, antara lain dengan
membuat proses pengatalogan menjadi lebih mudah, cepat, dan kolaboratif.
Sebagai contoh, pengguna RDA dapat melakukan browsing, scrolling, membuat
catatan secara online, mencetak, menandai instruksi tertentu, melakukan
searching, membuat desain, menyimpan, dan akses ke cataloguing tools yang
berkaitan.
Berbagai kelebihan tersebut
menjadi salah satu pertimbangan dalam penentuan harga RDA online. Produk
database online umumnya ditawarkan secara berlangganan karena adanya
biaya-biaya yang digunakan untuk hosting, updating, upgrading, dan file
maintenance yang tidak akan ditemukan pada produk tercetak. Produk tercetak
bersifat tetap dan tidak bisa mengakomodasi perubahan secara cepat. Produk
tercetak juga tidak ‘hidup’ dan tidak memerlukan modal untuk pembuatan aplikasi
kolaboratif. ALA Publishing, Canadian Library
Association (CLA), dan Chartered Institute of Library and Information
Professionals telah membuat suatu strategi harga yang berkonsentrasi pada
keragaman pasar pada segmen yang specifik. Beberapa opsi harga dibuat
berdasarkan beberapa pertimbangan berikut:
Sistem berlangganan berdasarkan
kuota akses user untuk perpustakaan, perpustakaan kecil, konsorsium, area
layanan perpustakaan, jumlah staff, organisasi for-profit, perpustakaan
sekolah, dsb.
Sistem berlangganan berdasarkan
batasan akses, misalnya akses pada versi atau bagian utama saja, versi untuk
pendidikan dan pelatihan, atau tujuan pengatalogan khusus (peta, dsb.)
Sistem berlangganan dengan
batasan waktu
Opsi e-book bagi customer yang
tidak memerlukan akses ke standar pengatalogan lainnya
Perpustakaan atau institusi
selain di Negara Australia, Canada, Inggris, Eropa, Amerika Serikat, dan
Meksiko
31. Apakah RDA akan disertai instruksi untuk
penggunaan kode MARC?
AACR2 dan MARC 21 pada dasarnya
adalah dua standar yang berbeda yang dibuat untuk tujuan yang berbeda pula.
AACR2 adalah standar untuk konten dan display data sedangkan MARC 21 adalah
encoding standard. Pengembangan RDA dilakukan lebih berfokus pada content
standard daripada encoding standard. RDA sangat perlu untuk memisahkan kedua
fungsi yang berbeda ini. RDA berisi panduan untuk pembuatan deskripsi
bibliografi dan authority. MARC 21 adalah salah satu skema encoding yang bisa
digunakan untuk RDA, namun demikian penggunaan skema lain seperti MODS dan
Dublin Core juga sangat dimungkinkan untuk digunakan dalam RDA.
32. Bagaimana RDA akan mempengaruhi records
yang dibuat dengan menggunakan MARC 21?
RDA/MARC Working Group telah
mengajukan beberapa proposal perubahan format MARC 21 untuk mengakomodasi
encoding data RDA. Daftar proposal dan hasil diskusi dapat dilihat pada http://www.rda-jsc.org/rdamarcwg.html
. JSC berharap agar seluruh elemen data RDA dapat dimasukan ke dalam struktur
MARC 21 dengan menggunakan panduan MARC 21 yang sudah tersedia untuk kodifikasi
dan urutan elemen data. Dengan demikian,
RDA tidak mengubah display data dalam format MARC. Appendix D RDA memetakan
penggunaan data bibliografi MARC 21 terhadap RDA, sedangkan pada Appendix E
memetakan penggunaan authority MARC 21 terhadap RDA.
33. Apakah diperlukan pelatihan sebelum
mengadopsi RDA?
Sebagaimana halnya sebuah standar
baru, adanya pelatihan akan memudahkan proses implementasinya. Jika anda sudah
familiar dengan AACR2 pada akan lebih memudah dalam mempelajari RDA terutama
dalam pengorganisasi aturan-aturan dan kosa kata dalam RDA. Informasi mengenai
perbedaan utama antara AACR dengan RDA akan disosialisasikan untuk memudahkan
proses transisi dan karena RDA berbasis web maka user akan lebih mudah mencari
instruksi yang diperlukan.
Ada beberapa urutan persiapan penerapan RDA. Pertama adalah
familiarisasi dengan konsep dan kosa kata FRBR. Kedua, mengikuti perkembangan
RDA dengan membaca draft dan komentar mengenai RDA. Informasi mengenai RDA
dapat dilihat pada: http://www.rda-jsc.org/rda.html
dan http://www.rda-jsc.org/rdadiscuss.html
Pada bulan Oktober 2007, empat perpustakaan
nasional yang terlibat langsung dengan pengembangan RDA (British Library,
Library and Archives Canada, Library of Congress, dan National Library of
Australia) sepakat untuk mengimplementasikan RDA. Kesepakatan tersebut
dituangkan dalam sebuah pernyataan : “Demi kelancaran transisi RDA, empat
perpustakaan nasional akan bekerja sama dalam proses pengimplementasian RDA,
antara lain pelatihan, pendokumentasian, dan keputusan-keputusan untuk implementasi
di level nasional.
Perkembangan terbaru mengenai RDA akan diinformasikan secara
berkala agar komunitas perpustakaan di masing-masing negara dapat mengetahui
sejauh mana implementasi sudah dilakukan dan apa saja keputusan-keputusan yang
diambil dalam kebijakan pengatalogan.
34. Saat ini saya masih menggunakan AACR2. Seperti
apa perbedaan mendasar antara AACR2 dengan RDA?
Yang menjadi fondasi dasar RDA
adalah Functional Requirements for Bibliographic Records (FRBR) dan Functional
Requirements for Authority Data (FRAD) sedangkan pada AACR2 fondasinya adalah
ISBD. Struktur RDA merefleksikan perbedaan tersebut.
JSC menyetujui struktur baru yang
diusulkan oleh RDA Editor pada pertemuan yang diadakan bulan Oktober 2007.
Struktur RDA menghubungkan lebih dekat elemen data dengan entitas dan user
tasks dalam FRBR. RDA terdiri dari 10 section di mana pada bagian pertama dari
section-section tersebut berfokus pada pencantuman attributes untuk
masing-masing entitas FRBR,sedangkan bagian kedua dari section-section tersebut
berfokus pada pencantuman hubungan antar entitas.
Recording attributes
Section 1 - Recording attributes of
manifestation and item
Section 2 - Recording attributes of
work and expression
Section 3 - Recording attributes of
person, family, and corporate body
Section 4 - Recording attributes of
concept, object, event, and place
Recording relationships
Section 5 - Recording primary
relationships
Section 6 - Recording relationships
to persons, families, and corporate bodies associated with a resource
Section 7 - Recording subject
relationships
Section 8 - Recording relationships
between works, expressions, manifestations and items
Section 9 - Recording relationships
between persons, families, and corporate bodies
Section 10 - Recording relationships
between concepts, objects, events, and places
Pada setiap section terdapat
panduan umum dan chapter untuk masing-masing entitas. Setiap chapter akan
selalu berasosasi dengan user task dalam FRBR. Chapter mengenai pencantuman
attributes dan relationships untuk entitas concepts, objects, dan events akan
ditempatkan dalam rilis RDA yang akan datang. Instruksi-instruksi untuk
pencantuman attributes dan relationships untuk entitas places tetap berada
dalam cakupan AACR2 chapter 23. Bab general introduction dan appendices menjelaskan
abbreviation, capitalization, dan data presentation.
35. Alat bantu apa yang diperlukan untuk
mempelajari RDA?
Jika anda sudah familiar dengan
AACR 2 pada akan lebih memudah dalam mempelajari RDA terutama dalam
pengorganisasi aturan-aturan dan kosa kata dalam RDA. Informasi mengenai
perbedaan utama antara AACR dengan RDA akan disosialisasikan untuk memudahkan
proses transisi dan karena RDA berbasis web maka user akan lebih mudah mencari
instruksi yang diperlukan. JSC akan memprioritaskan dalam mencari aturan
sebagaimana yang telah dilakukan pada transisi ke AACR2. Perubahan diatur
berdasarkan area/elemen, dan pemetaan dengan MARC 21. Materi-materi tambah akan
dikembangkan seiring dengan penyempurnaan RDA. RDA online dilengkapi dengan
fitur-fitur yang memudahkan user dalam memilih interface yang berbeda, membuat
kertas kerja, melihat perbedaan level kelengkapan elemen data, dan memudahkan
user dalam menggunakan hyperlinks untuk berpindah dari satu instruksi ke
instruksi lainnya.
36. Bagaimana training untuk staff dan
mahasiswa ilmu perpustakaan yang baru mengenal RDA serta mereka yang tidak
familiar dengan AACR2?
Bagi user yang baru pertama kali
mengenal aturan pengatalogan perlu mendapatkan pemahaman mengenai
prinsip-prinsip pengatalogan terlebih dahulu. Prinsip-prinsip dalam
pengatalogan yang dimaksud meliputi pemahaman akan tujuan pengatalogan
deskriptif dan perlunya standardisasi transkripsi data dan format headings.
Mereka juga perlu memahami adanya beragamnya institusi yang membuat metadata
untuk koleksi mereka (perpustakaan, pusat arsip, museum, komunitas metadata).
Diskusi mengenai dapat dimasukan sebagai materi training bagi user yang baru
mengenal dunia pengatalogan. Setelah mendapatkan pemahaman mengenai konsep RDA,
praktek pengatalogan menjadi bagian penting dari proses pembelajaran. RDA
online memfasilitasi proses belajar karena dapat disesuaikan dengan kebutuhan
spesifik user, misalnya untuk tutorial dasar.
37. Jika ISBD tidak wajib lagi, apakah RDA
menyediakan instruksi urutan elemen data untuk pengatalogan deskriptif?
RDA mengidentifikasi elemen data
yang digunakan untuk pengatalogan deskriptif kemudian membuat urutan mengikuti
apa yang sudah ada pada AACR2. RDA tidak memberikan instruksi yang mengatur
tentang urutan elemen data dalam sebuah record. Namun demikian, jika
perpustakaan, konsorsium, atau komunitas metadata memutuskan untuk tetap
menggunakan ISBD, maka itu menjadi pilihan mereka. Setiap section RDA memuat
daftar core element tersebut sedangkan daftar lengkap core element bisa dilihat
pada General Introduction.
38. Training RDA seperti apa yang diperlukan
untuk Access Point?
Sebagian besar instruksi
pembuatan access point hampir sama dengan AACR2. JSC telah menyepakati sejak
awal bahwa record-record yang dibuat dengan RDA akan kompatibel dengan AACR2
dan bilamana terjadi inkompatibilitas maka akan diteliti dengan seksama sebelum
dilakukan perubahan lebih lanjut. Komitmen ini tetap berlaku hingga hari ini.
Namun demikian, beberapa heading tetap perlu dilakukan modifikasi. Melakukan global updating untuk heading sekarang
ini lebh mudah jika dibandingkan pada masa sebelum era sistem katalog online.
39. Bagaimana RDA online dapat mempermudah
training?
Training dengan RDA online lebih
cepat dibandingkan dengan menggunakan format tercetaknya. RDA onlinejuga dilengkapi beberapa fitur, antara lain:
§
Pengaturan akses sesuai dengan kebutuhan (full
view, core view)
§
Fitur-fitur hyperlinks yang memudahkan
cataloguer untuk berpindah dari satu instruksi ke instruksi lainnya kemudian
kembali lagi ke instruksi awal.
Co-Publishers RDA (the American
Library Association, the Canadian Library Association, dan CILIP) sedang dalam
proses pembuatan desain baru RDA sebagai penyempurnaan dari versi sebelumnya.
JSC akan mengumumkan bilamana prototype RDA sudah tersedia.
40. Apa yang perlu kita persiapkan untuk RDA?
Yang pertama kali perlu dilakukan
mempelajari konsep dan struktur RDA chapter demi chpater supaya lebih familiar.
Bulan Juni 2010 adalah waktu di mana RDA akan dirilis. Tenggat waktu yang ada
dapat dimanfaatkan oleh staff untuk melakukan training dan persiapan implementasi.
Perpustakaan Nasional di Australia, Kanada, Inggris, dan Library of Congress
telah berkomitmen untuk mengimplementasikan RDA. Meskipun
perpustakaan-perpustakaan tersebut tidak memiliki tanggung jawab untuk
memberikan training diluar lembaga mereka, namun demikian mereka tetap
memberikan panduan mengenai opsi-opsi yang ada dalam RDA dan menyediakan
dokumentasi RDA.
Perpustakaan nasional juga akan
mengumumkan jadwal rencana implementasi supaya perpustakaan-perpustakaan
lainnya dan komunitas metadata mengetahui rencana tersebut. Tentu saja, banyak
keputusan yang dibuat berdasarkan pertimbangan lokal masing-masing perpustakaan
atau konsorsium. Semua keputusan yang diambil didokumentasikan dan manual yang
ada perlu diupdate sesuai kebutuhan. Beberapa aspek dari pengembangan RDA akan
mempengaruhi MARC21. Sebagai contoh, beberapa elemen data RDA untuk jenis dan
format dari suatu konten akan memerlukan kode yang baru yang berbeda dengan
prinsip GMD. RDA/MARC Working Group telah dibentuk untuk menangani proposal
perubahan format MARC 21 agar dapat mengakomodasi data RDA.
JSC berharap agar
seluruh elemen data RDA dapat dimasukan ke dalam struktur MARC 21 dengan
menggunakan panduan MARC 21 yang sudah tersedia untuk kodifikasi dan urutan
elemen data. Dengan demikian, RDA tidak
mengubah display data dalam format MARC. Appendix D RDA memetakan penggunaan data
bibliografi MARC 21 terhadap RDA, sedangkan pada Appendix E memetakan
penggunaan authority MARC 21 terhadap RDA.
41. Di mana saya bisa mendapatkan informasi
mengenai model konseptual yang menjadi fondasi dasar RDA?
Perubahan terbesar dari AACR2 ke
RDA terdapat pada model konseptual yang menjadi fondasi dasar RDA: Functional
Requirements for Bibliographic Records (FRBR) dan Functional Requirements for
Authority Data, (FRAD). FRBR adalah sebuah model konseptual yang menjadi
struktur dan hubungan antar data bibliografi. FRAD adalah model konseptual yang
menjadi fondasi bagi access points and authority control. Pengembangan RDA
dilakukan sejalan dengan penyusunan prinsip-prinsip dan tujuan dari
pengatalogan sebagaimana tertuang dalam Statement of International Cataloguing
Principles, yang kemudian ditindaklanjuti oleh IFLA Meetings of Experts on an
International Cataloguing Code (IME ICC)
.
Salah satu langkah persiapan
terpenting untuk RDA mencoba untuk familiar dengan prinsip-prinsip yang
mendasari RDA, model konseptual, dan user tasks. Informasi mengenai Statement of
International Cataloguing Principles dapat dilihat pada http://www.ifla.org/publications/statement-of-international-cataloguing-principles
Dan untuk starting point dalam
mempelajari FRBR bisa dilihat pada dokumen yang ditulis oleh Barbara Tillet http://www.loc.gov/cds/FRBR.html Laporan akhir mengenai FRBR dapat dilihat pada
http://www.ifla.org/publications/functional-requirements-for-bibliographic-records
42. Mengapa uji coba RDA perlu dilakukan di
awal kemunculannya?
Uji coba RDA dilakukan sebagai
respon terhadap beberapa persoalan yang diidentifikasi oleh Library of Congress
Working Group on the Future of Bibliographic Control. Persoalan ini menjadi
perhatian tiga perpustakaan nasional di Amerika Library of Congress, National
Library of Medicine, dan National Agricultural Library) yang pada akhirnya
sepakat untuk membuat keputusan bersama apakah pada akhirnya akan
mengimplementasikan RDA atau tidak setelah uji coba RDA. Tujuan dari uji coba
itu sendiri sebenarnya untuk memastikan kelayakan implementasi RDA dari segi
operasional, teknis, dan ekonomis. Uji coba dilakukan oleh tiga perpustakaan
nasional tersebut di atas dan 20 partisipan dari komunitas perpustakaan di
Amerika Serikat. Dokumen hasil uji coba dapat dilihat pada http://www.loc.gov/bibliographic-future/rda/
43. Bagaimana dengan perpustakaan nasional
Negara lain yang terlibat dalam pengembangan RDA? Mengapa uji coba hanya
dilakukan di Amerika Serikat?
Perpustakaan nasional yang juga
bertanggung jawab atas RDA content (British Library, Library and Archives
Canada, and National Library of Australia) turut memonitor uji coba
implementasi RDA di Amerika Serikat namun tidak akan melakukan uji coba pada
level yang sama. Sebaliknya, uji coba pada perpustakaan nasional tersebut akan
terfokus pada persiapannya saja. Perpustakaan-perpustakaan nasional bersama-sama
dengan Library of Congress sepakat untuk memuluskan proses transisi RDA meskipun
masih ada beberapa persoalan teknis terkait implementasinya. Press release
mengenai implementasi RDA dapat dilihat pada http://www.rda-jsc.org/rdaimpl.html
44. Apa tujuan dari uji coba RDA?
Uji coba RDA dilakukan untuk
mengetahui apakah RDA online memiliki manfaat yang cukup memadai di awal
kemunculannya dan demi untuk mewujudkan tujuan JSC yaitu membuat sebuah standar
pengatalogan yang baru. Berdasarkan analisis hasil uji coba serta
mempertimbangkan biaya implementasi , tiga perpustakaan nasional di Amerika
Serikat (Library of Congress, National Agricultural Library, dan National
Library of Medicine)akan memutuskan apakah akan mengimplementasika RDA di
perpustakaan mereka atau tidak. Informasi mengenai tujuan RDA dapat diakses
pada http://www.rda-jsc.org/docs/5rda-objectivesrev2.pdf
45. Perpustakaan mana yang akan melakukan uji
coba implementasi RDA?
Agar proses uji coba dapat
berjalan efektif dan terkelola dengan baik, maka dibentuklah US National
Libraries RDA Test Steering Committee. Jumlah partisipan yang ikut serta dalam
proses uji coba formal ini dibatasi 20. Dan untuk memastikan komunitas
cataloguing di Amerika Serikat terwakili seluruhnya, Steering Committee berupaya
untuk mengikutsertakan partisipan yang terdiri dari konsorsium perpustakaan,
vendor/penerbit buku, pengajar ilmu perpustakaan, pusat arsip, universitas,
perpustakaan lembaga pemerintah, dan perpustakaan khusus. Vendor sistem dan
developer juga berpartisipasi dalam uji coba agar RDA nantinya bisa bermanfaat
bagi semua partisipan.
46. Metodologi apa yang digunakan dalam uji
coba implementasi RDA?
Sekitar 20 lembaga yang disebut
sebagai test partner yang mewakili
komunitas cataloguing (perpustakaan, vendor, individu, konsorsium,
pendidik, dsb.) dipilih untuk berpartisipasi dalam uji coba formal RDA. Setiap
test partner kemudian akan memilih 2 staf yang akan melakukan uji coba
pengatalogan. Semua test partner akan langsung melaporkan hasil uji coba RDA ke
US National Libraries RDA Test Steering Committee.
Steering Committee akan memilih
20-25 bahan pustaka yang diujicobakan yang meliputi format analog dan digital yang
tersimpan dikoleksi masing-masing perpustakaan. Uji coba akan mencakup bahan
monograf, audio video, serials, dan sumber-sumber informasi yang terintegrasi.
Setiap test partner kemudian
diminta untuk membuat record dari setiap bahan pustaka dengan menggunakan salah
satu standar, yaitu RDA dan standar pengatalogan yang digunakan saat ini,
misalnya AACR2, DACS, VRA. Staf tidak diperkenankan mengatalog dengan
menggunakan dua standar pengatalogan untuk setiap bahan pustaka.
Sebagai bagian dari rangkaian uji
coba, test partner juga akan membuat record RDA sesuai dengan kategori
masing-masing, termasuk bahan pustaka untuk materi khusus, misalnya dalam
Bahasa asing, bahan kartografi, lembaran music. Pada uji coba ini, standar
pengatalogan yang digunakan adalah RDA.
Lalu masing-masing test partner
kemudian diminta untuk melengkapi kuesioner online untuk mendapatkan informasi
lama waktu yang diperlukan untuk membuat sebuah record dan aspek kualitatifnya
misalnya tingkat kesulitan dalam memahami instruksi RDA dan instruksi standar
pengatalogan lain; perubahan alur kerja seperti apa yang diperlukan untuk
pengatalogan RDA; hambatan yang muncul dalam penggunaan RDA pada sistem
masing-masing; dan model konsultasi dengan kolega atau dokumentasi seperti apa
yang diperlukan dalam membuat record RDA.
Sebagai bagian penilaian aspek
kualitatif, test partner mengumpulkan feedback tentang record RDA yang mereka
buat dari staf yang mereka tugaskan.
Record-record RDA yang telah
dibuat oleh test partner kemudian akan di-review dan dianalisis oleh Steering
Committee.
47. Berapa lama uji coba RDA akan berlangsung?
Masa uji coba di perpustakaan
nasional di Amerika Serikat akan berlangsung selama 6 bulan yang dimulai sejak ketika RDA online diluncurkan
(akhir 2009). 3 bulan pertama dari masa uji coba akan difokuskan pada training dan
praktek menggunakan RDA online. Selanjutnya, 3 bulan kedua akan difokuskan pada
pembuat record-record RDA.
Di akhir masa uji coba Steering
Committee akan memerlukan waktu selama 3 bulan untuk menganalisis hasil uji
coba dan feedback dari komunitas pengatalogan di Amerika Serikat.
48. Bagaimana informasi hasil uji coba RDA akan
didiseminasikan?
Dokumentasi dan informasi
mengenai uji coba RDA di perpustakaan nasional di Amerika Serikat dapat dilihat
pada http://www.loc.gov/bibliographic-future/rda/