Nama badan pemerintah tercantum pada halaman judul tetapi tidak ada informasi mengenai peran dari nama tersebut. Apakah dapat dianggap sebagai pihak yang menerbitkan?
Jika tidak ditemukan informasi yang jelas mengenai peran dari nama badan pemerintah tersebut maka cukup berikan access point tanpa relationship designator.
A government body name appears on the publisher area of the title page but no information about its role. Should this body still considered as the issuing body?
If it’s unclear whether they are the issueing body, then probably no. Just given them an access point with no relationship designator
● Contents are taken from slides and papers by RDA circles of experts, international guidelines and library practices
● Copyright infringement is NOT intentional and material would be removed upon request
● All information contained in this blog may be used, in part or in their entirety, by quoting the source
Wednesday, November 9, 2016
Wednesday, November 2, 2016
Cataloguing tips - Unclear function of corporate body
Pada halaman judul tercantum tiga atau lebih nama badan korporasi namun tidak ada informasi mengenai peran mereka pada karya tersebut. Apakah access point tetap perlu diberikan kepada salah satu badan korporasi?
Semua badan korporasi tersebut perlu diberikan access point tetapi tanpa relationship designator. Jika ternyata terlalu banyak badan korporasi yang dicantumkan maka cataloguer dapat membuat penilaian sendiri. Jika dirasa tidak praktis untuk memberikan access point kepada semua badan korporasi, cataloguer dapat menggunakan opsi dalam RDA untuk hanya memberikan access point ke badan korporasi pertama saja. Pada kasus ini, cataloguer juga dapat menuliskan semua nama badan korporasi pada area pernyataan tanggung jawab atau catatan, agar tetap bisa mendapat access.
Three or more corporate on the title page and no information about their role. Should an access point should be given to one of them?
They should all get access points, because they are prominently named, but don’t use a relationship designator. You may wish to use some judgement here if there a lots of them. If it’s not practical to list them all, then follow the option in RDA to only give access to the first of them. You might, in this case, consider listing the names in the Statement of Responsibility or a note, so at least there is keyword access.
Semua badan korporasi tersebut perlu diberikan access point tetapi tanpa relationship designator. Jika ternyata terlalu banyak badan korporasi yang dicantumkan maka cataloguer dapat membuat penilaian sendiri. Jika dirasa tidak praktis untuk memberikan access point kepada semua badan korporasi, cataloguer dapat menggunakan opsi dalam RDA untuk hanya memberikan access point ke badan korporasi pertama saja. Pada kasus ini, cataloguer juga dapat menuliskan semua nama badan korporasi pada area pernyataan tanggung jawab atau catatan, agar tetap bisa mendapat access.
Three or more corporate on the title page and no information about their role. Should an access point should be given to one of them?
They should all get access points, because they are prominently named, but don’t use a relationship designator. You may wish to use some judgement here if there a lots of them. If it’s not practical to list them all, then follow the option in RDA to only give access to the first of them. You might, in this case, consider listing the names in the Statement of Responsibility or a note, so at least there is keyword access.
Tuesday, November 1, 2016
Cataloguing tips - Compilation vs collaboration
Lima penulis membuat sebuah buku. Penulis A menulis bab 1, penulis B menulis bab 2, dan seterusnya. Apakah ini termasuk karya kompilasi atau karya kolaborasi?
Ini termasuk kompilasi karena setiap bab pada dasarnya bersifat independen yang kemudian dikompilasi bersama-sama. Karya kolaborasi adalah ketika ada sebuah karya yang ditulis oleh banyak penulis secara bersamaan.
Five authors create a single theme book. Author A creates chapter 1, author B for chapter 2, and so on. Is this compilation or collaboration work?
This is a compilation, because the chapters are essentially independently created works that have been compiled together. A collaboration is when there is only one creative work that has been written by multiple authors.
Ini termasuk kompilasi karena setiap bab pada dasarnya bersifat independen yang kemudian dikompilasi bersama-sama. Karya kolaborasi adalah ketika ada sebuah karya yang ditulis oleh banyak penulis secara bersamaan.
Five authors create a single theme book. Author A creates chapter 1, author B for chapter 2, and so on. Is this compilation or collaboration work?
This is a compilation, because the chapters are essentially independently created works that have been compiled together. A collaboration is when there is only one creative work that has been written by multiple authors.
Friday, October 21, 2016
Cataloguing tips - Published thesis with new title
Sebuah tesis atau disertasi diterbitan secara komersil dengan menggunakan judul yang berbeda. Perlukah menambahkan judul aslinya pada field 700?
Jika tesis atau disertasi tersebut sudah ada dikatalog, maka field 700 perlu ditambahkan. Namun, jika tesis atau disertasi tersebut tidak ada dalam katalog, maka hal ini dikembalikan pada cataloger’s judgement apakah perlu menambahkan field 700 atau hanya dicantumkan pada daerah catatan di field 500.
A doctoral thesis published commercially as new title. Should additional tag 700 is given for the original title?
If the thesis has been represented in a catalogue, it is definitely useful to create a 700 link to it. If not, it is a matter of judgement whether you use the 700 link or just provide the details in a note.
Jika tesis atau disertasi tersebut sudah ada dikatalog, maka field 700 perlu ditambahkan. Namun, jika tesis atau disertasi tersebut tidak ada dalam katalog, maka hal ini dikembalikan pada cataloger’s judgement apakah perlu menambahkan field 700 atau hanya dicantumkan pada daerah catatan di field 500.
A doctoral thesis published commercially as new title. Should additional tag 700 is given for the original title?
If the thesis has been represented in a catalogue, it is definitely useful to create a 700 link to it. If not, it is a matter of judgement whether you use the 700 link or just provide the details in a note.
Friday, October 14, 2016
Cataloguing tips - Content, media and carrier types
Pertanyaan
Bagaimana cara mencantumkan beberapa jenis content, media, dan carrier dari sebuah resource di katalog?
Jawaban
Jika resource memiliki lebih dari satu jenis content, media, dan carrier, maka field 33x dapat diulang (repetable). Contoh:
336 $a text $2 rdacontent
336 $a still image $2 rdacontent
Opsi lainnya adalah mengulangnya dengan menggunakan subfield $b, contoh:
336 $a text $2 rdacontent $a still image $2 rdacontent
ATAU
336 $a text $b txt $2 rdacontent $a still image $b sti $2 rdacontent
Saat melakukan copy cataloguing, cataloger tidak diharuskan mengubah field 33x atau menghilangkan $b subfield karena keduanya adalah benar. Demikian juga sebaliknya, jika subfield $b tidak ada, maka cataloger tidak perlu menambahkannya.
Pertanyaan
Apa yang harus dilakukan jika pada resource tidak memiliki istilah jenis content, media, atau carrier yang sesuai dengan tabel istilah RDA?
Jawaban
RDA menyebutkan bahwa jika tidak ada istilah dalam RD (table RDA 6.9, 3.2, atau 3.3) yang sesuai untuk content, media, atau carrier dari suatu resource, maka gunakan istilah ‘other’. Dengan demikian, jika menghadapi kasus seperti ini maka cataloguer bisa mencantumkan istilah ‘other’, namun apabila tidak diketahui secara pasti maka bisa menggunakan istilah ‘unspecified’.
Pertanyaan
Apabila sebuah resource didominasi teks di mana ilustrasi atau peta sudah dideskripsikan pada field 300 $b, perlukan menambahkannya pada field 336?
Jawaban
Tidak perlu. Gunakan field 336 jika ilustrasi/peta yang dimaksud adalah bagian substansial dari sebuah resource (sekitar 20%). Memaksakan menambahkan bagian kecil content dari suatu resource pada field 336 justru akan membingungkan user.
Bagaimana cara mencantumkan beberapa jenis content, media, dan carrier dari sebuah resource di katalog?
Jawaban
Jika resource memiliki lebih dari satu jenis content, media, dan carrier, maka field 33x dapat diulang (repetable). Contoh:
336 $a text $2 rdacontent
336 $a still image $2 rdacontent
Opsi lainnya adalah mengulangnya dengan menggunakan subfield $b, contoh:
336 $a text $2 rdacontent $a still image $2 rdacontent
ATAU
336 $a text $b txt $2 rdacontent $a still image $b sti $2 rdacontent
Saat melakukan copy cataloguing, cataloger tidak diharuskan mengubah field 33x atau menghilangkan $b subfield karena keduanya adalah benar. Demikian juga sebaliknya, jika subfield $b tidak ada, maka cataloger tidak perlu menambahkannya.
Pertanyaan
Apa yang harus dilakukan jika pada resource tidak memiliki istilah jenis content, media, atau carrier yang sesuai dengan tabel istilah RDA?
Jawaban
RDA menyebutkan bahwa jika tidak ada istilah dalam RD (table RDA 6.9, 3.2, atau 3.3) yang sesuai untuk content, media, atau carrier dari suatu resource, maka gunakan istilah ‘other’. Dengan demikian, jika menghadapi kasus seperti ini maka cataloguer bisa mencantumkan istilah ‘other’, namun apabila tidak diketahui secara pasti maka bisa menggunakan istilah ‘unspecified’.
Pertanyaan
Apabila sebuah resource didominasi teks di mana ilustrasi atau peta sudah dideskripsikan pada field 300 $b, perlukan menambahkannya pada field 336?
Jawaban
Tidak perlu. Gunakan field 336 jika ilustrasi/peta yang dimaksud adalah bagian substansial dari sebuah resource (sekitar 20%). Memaksakan menambahkan bagian kecil content dari suatu resource pada field 336 justru akan membingungkan user.
Friday, August 12, 2016
Tuesday, August 9, 2016
Cataloguing tips - Pernyataan edisi (edition statement)
Pertanyaan
Jika pernyataan edisi tidak ditemukan pada bahan pustaka yang sedang dikatalog, namun hanya terdapat pernyataan 'Edisi 2013' dan diterbitkan pertama kali tahun 2010, apakah cataloguer boleh memunculkan pernyataan [Edisi kedua] pada field edisi?
Jawaban
Apabila terdapat keraguan istilah mana yang harus digunakan, aturan RDA 2.5.2 menjelaskan cakupan soal edisi. Karena edisi adalah transcribed area (dicantumkan sebagaimana adanya), maka akan lebih baik jika menggunakan istilah 'Edisi 2013' daripada memunculkan pernyataan edisi. Jika diketahui tidak ditemukan pernyataan edisi, namun cataloguer memiliki informasi mengenai edisi yang dimaksud, maka cataloguer boleh memunculkan pernyataan edisi dalam tanda kurung siku [square bracket]. Daftar urutan sumber pencantuman terdapat pada RDA 2.5.2.2.
Sumber: NLA internal cataloguing guidelines
Jika pernyataan edisi tidak ditemukan pada bahan pustaka yang sedang dikatalog, namun hanya terdapat pernyataan 'Edisi 2013' dan diterbitkan pertama kali tahun 2010, apakah cataloguer boleh memunculkan pernyataan [Edisi kedua] pada field edisi?
Jawaban
Apabila terdapat keraguan istilah mana yang harus digunakan, aturan RDA 2.5.2 menjelaskan cakupan soal edisi. Karena edisi adalah transcribed area (dicantumkan sebagaimana adanya), maka akan lebih baik jika menggunakan istilah 'Edisi 2013' daripada memunculkan pernyataan edisi. Jika diketahui tidak ditemukan pernyataan edisi, namun cataloguer memiliki informasi mengenai edisi yang dimaksud, maka cataloguer boleh memunculkan pernyataan edisi dalam tanda kurung siku [square bracket]. Daftar urutan sumber pencantuman terdapat pada RDA 2.5.2.2.
Sumber: NLA internal cataloguing guidelines
Wednesday, July 20, 2016
Cataloguing tips - Pernyataan tanggung jawab (statement of responsibility)
Pertanyaan
Apa yang harus dilakukan cataloguer apabila pernyataan tanggung jawab terlalu panjang karena harus menyertakan gelar akademik? Aturan RDA mendorong cataloguer untuk menuliskan pernyataan tanggung jawab selengkap mungkin. Lalu apakah ini berarti cataloguer wajib mencantumkan semua gelar akademiknya?
Jawaban
Benar, kini RDA sudah meninggalkan aturan untuk menghilangkan jenis informasi tertentu dalam pernyataan tanggung jawab dan meringkasnya adalah sebuah opsi atau pilihan. Perpustakaan yang mengimplementasikan RDA ‘pada umumnya’ tidak meringkas pernyataan tanggung jawab yang terlalu panjang. Kata ‘pada umumnya’ disini adalah untuk mengindikasikan bahwa perpustakaan menyadari ada kalanya mencantumkan pernyataan tanggung jawab yang cukup panjang tidak praktis dan bermanfaat bagi user. Jadi cataloguer boleh memutuskan untuk menghilangkan jenis informasi tertentu, misalnya gelar akademik. Namun demikian, selalu pertimbangkan dari sisi kebutuhan pengguna (users need). Untuk publikasi ilmiah, gelar akademik mungkin sangat berguna bagi pengguna untuk memilih sumber-sumber informasi yang akan digunakan.
Pertanyaan
Apakah cataloguer perlu mengambil pernyataan tanggung jawab dari sumber informasi utama? Karena seringkali pernyataan tanggung jawab tambahan terdapat pada verso, halaman editorial, maupun pada bagian kata pengantar.
Jawaban
RDA 2.4.2.2 mengatakan bahwa urutan pengambilan informasi pernyataan tanggung jawab yang pertama adalah pada sumber yang sama dengan pernyataan judul (title proper), yang umumnya terdapat pada halaman judul (title page). Maksud dari aturan ini adalah ini bukan berarti cataloguer tidak boleh mencantumkan informasi pernyataan tanggung jawab selain dari apa yang tertera pada halaman judul, namun cataloguer tidak diwajibkan untuk menggunakannya kecuali pernyataan tersebut bersifat ambigu dan tidak cukup mendeskripsikan bahan pustaka yang sedang dikatalog.
Sumber: NLA internal cataloguing guidelines
Apa yang harus dilakukan cataloguer apabila pernyataan tanggung jawab terlalu panjang karena harus menyertakan gelar akademik? Aturan RDA mendorong cataloguer untuk menuliskan pernyataan tanggung jawab selengkap mungkin. Lalu apakah ini berarti cataloguer wajib mencantumkan semua gelar akademiknya?
Jawaban
Benar, kini RDA sudah meninggalkan aturan untuk menghilangkan jenis informasi tertentu dalam pernyataan tanggung jawab dan meringkasnya adalah sebuah opsi atau pilihan. Perpustakaan yang mengimplementasikan RDA ‘pada umumnya’ tidak meringkas pernyataan tanggung jawab yang terlalu panjang. Kata ‘pada umumnya’ disini adalah untuk mengindikasikan bahwa perpustakaan menyadari ada kalanya mencantumkan pernyataan tanggung jawab yang cukup panjang tidak praktis dan bermanfaat bagi user. Jadi cataloguer boleh memutuskan untuk menghilangkan jenis informasi tertentu, misalnya gelar akademik. Namun demikian, selalu pertimbangkan dari sisi kebutuhan pengguna (users need). Untuk publikasi ilmiah, gelar akademik mungkin sangat berguna bagi pengguna untuk memilih sumber-sumber informasi yang akan digunakan.
Pertanyaan
Apakah cataloguer perlu mengambil pernyataan tanggung jawab dari sumber informasi utama? Karena seringkali pernyataan tanggung jawab tambahan terdapat pada verso, halaman editorial, maupun pada bagian kata pengantar.
Jawaban
RDA 2.4.2.2 mengatakan bahwa urutan pengambilan informasi pernyataan tanggung jawab yang pertama adalah pada sumber yang sama dengan pernyataan judul (title proper), yang umumnya terdapat pada halaman judul (title page). Maksud dari aturan ini adalah ini bukan berarti cataloguer tidak boleh mencantumkan informasi pernyataan tanggung jawab selain dari apa yang tertera pada halaman judul, namun cataloguer tidak diwajibkan untuk menggunakannya kecuali pernyataan tersebut bersifat ambigu dan tidak cukup mendeskripsikan bahan pustaka yang sedang dikatalog.
Sumber: NLA internal cataloguing guidelines
Tuesday, May 24, 2016
Cataloguing tips - Pernyataan judul dan tanda punktuasi
Pertanyaan
Jika sebuah pernyataan judul mengandung tanda pisah (dash) yang memisahkan judul utama dan anak judul, apakah tanda dash tersebut harus tetap dicantumkan dalam katalog?
Jawaban
Aturan RDA 1.7.3 menginstruksikan kita untuk mencantumkan tanda punktuasi sebagaimana adanya pada bahan pustaka yang sedang dikatalog. Kita bisa menghilangkan tanda punktuasi apabila ingin memisahkan satu elemen data dengan element data lainnya, misalnya tanda dash yang memisahkan judul utama dengan anak judul. Aturan ini memungkinkan 2 cara pengatalogan:
Contoh:
245 10 $a Infectious diseases - a clinical approach atau
245 10 $a Infectious diseases : $b a clinical approach
(sumber: NLA RDA Wiki)
Jika sebuah pernyataan judul mengandung tanda pisah (dash) yang memisahkan judul utama dan anak judul, apakah tanda dash tersebut harus tetap dicantumkan dalam katalog?
Jawaban
Aturan RDA 1.7.3 menginstruksikan kita untuk mencantumkan tanda punktuasi sebagaimana adanya pada bahan pustaka yang sedang dikatalog. Kita bisa menghilangkan tanda punktuasi apabila ingin memisahkan satu elemen data dengan element data lainnya, misalnya tanda dash yang memisahkan judul utama dengan anak judul. Aturan ini memungkinkan 2 cara pengatalogan:
- Jika cataloguer memilih untuk menuliskan seluruh pernyataan judul secara lengkap pada field 245 subfield $a, maka tanda dash wajib dicantumkan.
- Jika cataloguer memilih untuk menuliskan elemen data pertama sebagai judul utama pada field 245 subfield $a dan elemen data lainnya sebagai anak judul, maka tanda dash bisa dihilangkan.
Contoh:
245 10 $a Infectious diseases - a clinical approach atau
245 10 $a Infectious diseases : $b a clinical approach
(sumber: NLA RDA Wiki)
Thursday, April 14, 2016
National Library of Australia decisions on MARC21 usage to support RDA
This
document outlines the changes to MARC21 usage that the National Library of
Australia will make in order to accommodate resource descriptions created using
RDA for original cataloguing (for decisions about copy cataloguing refer to the
Internal Cataloguing Guidelines).
Date
|
Name
|
Revision
|
7 November 2012
|
Catherine Argus
|
Original document
|
30 January 2013
|
Jenny Stephens
|
Document TRIMMED
|
4 February 2013
|
Jenny Stephens
|
Update
|
12 March 2013
|
Jenny Stephens
|
Update to 040 field.
|
29 May 2013
|
Maxine Davis
|
Update 1XX, 336, 337, 338 & 7XX to remove references to MARC
codes in $4 and $b. Add reference to Internal Cataloguing Guidelines for
decisions re copy cataloguing.
|
20 October 2014
|
Maxine Davis
|
Update 33X, incl. exception for 338 $b usage for “other”
|
Bibliographic
records
Leader/18
- Cataloguing Form
Record "i" to indicate the presence of ISBD punctuation at subfield
boundaries.
040 –
Cataloguing Source
Record "rda" in $e subfield to indicate the use of the RDA rules for
description.
The $e subfield should sit before the $c or $d subfields.
040 ## $a
ANL $b eng $e rda
040 ## $a
ANL $b eng $e rda $d ANL
1XX–
Relationship between a name and the resource
Relationship designators should
be included in the 1XX field, where known, to express the specific nature of
the relationship between the person, family or corporate body and the work,
expression, manifestation or item.
Record relationship designators
in textual form in $e subfield.
Refer to RDA Appendix I for the
relevant list of relationship designators.
Multiple terms may be recorded if
appropriate.
100 1# $a Lawson, Henry, $d 1867-1922, $e author.
245 Title
Statement
$h GMD: This
subfield is no longer used as RDA replaces the general material designation
(GMD) and the class of materials concept with Content Type, Media Type, and
Carrier Type
260 -
Publication, Distribution, etc.
This field is no longer used. Use
the 264 field instead
264 - Production,
Publication, Distribution, Manufacture, and Copyright Notice
Correct use of first and second
indicators is essential.
For unpublished material, record
production statement.
For published material, record
information about publication, and distribution or manufacture when
appropriate, using separate 264 fields as required.
Always record copyright date if
it is available. A separate 264 field is required for this.
264 #1 $a Sydney : $b [publisher not identified],
$c 2012.
264 #2 $b ABC Books
264 #4 $ c ©2012
If both a publication and a
copyright date are recorded, 008/06 should be coded “t” (Publication date and
copyright date), Date 1 should contain the publication date, and Date 2 the
copyright date.
336
Content Type
Content Type relates to the fundamental
form of communication through which the work is expressed and the human sense
through which it is intended to be perceived.
Record type of content in textual
form in $a subfield.
Refer to RDA Chapter 6.9.1.3 for
the relevant list of the terms.
Record “rdacontent” as the
source code in $2 subfield.
Record as many as are applicable*
using separate 336 fields. *To be considered applicable by NLA additional
content types should comprise a substantial part of the resource’s content
(e.g. more than 20%).
For example if you are
cataloguing a resource with multiple types of content, e.g. a print volume
containing lots of illustrations or photographs, you will have multiple
336 fields, one for each type of content.
336 ## $a text $2 rdacontent
336 ## $a still image $2 rdacontent
However a
print volume with a single illustration or photograph would only require the
336 for “text”.
In the
case of multiple parts, the $3 subfield can be used to specify the particular
part of the resource to which the content type refers if they differ. The $3
subfield may be positioned in the string at either start (as per LC practice)
or end (see examples in MARC 21) but should be consistent within the same
record.
336 ## $3 book $a text $2 rdacontent
336 ## $3 CD $a spoken word $2 rdacontent
337 Media
Type
Media Type relates to the general
type of intermediation device required to view, play, run, etc., the content of
the resource.
Record type of media in textual
form in $a subfield.
Refer to RDA Chapter 3.2.1.3 for
the relevant list of the terms
Record “rdamedia” as the
source code in $2 subfield.
If you are cataloguing a resource
with multiple formats/parts, e.g. a print volume with a CD-ROM, you will have
multiple 337 fields, one for each type of media. The $3 subfield can be used to
specify the part of the resource to which the media type refers. The $3
subfield may be positioned in the string at either start (as per LC practice)
or end (see examples in MARC 21) but should be consistent within the same
record.
337 ## $a unmediated $2 rdamedia
337 ## $a computer $2 rdamedia
337 ## $3 book $a unmediated $2 rdamedia
337 ## $3 CD-ROM $a computer $2 rdamedia
338
Carrier Type
Carrier Type relates to the
format of the storage medium and housing of the carrier of the resource.
Record type of carrier in textual
form in $a subfield.
Refer to RDA Chapter 3.3.1.3 for
the relevant list of the terms
For carrier term “other” only,
include $b with corresponding code from Term and Code List for RDA Carrier Types, this will vary depending on the category of
carrier.
Record “rdacarrier” as the
source code in $2 subfield.
If you are cataloguing a resource
with multiple formats or parts, e.g. a print volume with a CD-ROM, you may have
multiple 338 fields for each part of resource if they have different carrier
types. The $3 subfield can be used to specify the part of the resource to which
the carrier type refers. The $3 subfield may be positioned in the string at either
start (as per LC practice) or end (see examples in MARC 21) but should be
consistent within the same record.
338 ## $a
computer disc $2 rdacarrier
338 ## $a
volume $2 rdacarrier
338 ## $3
book $a volume $2 rdacarrier
338 ## $3
CD $a computer disc $2 rdacarrier
338 ## $a other $b cz $2 rdacarrier
For USB
flash drives use carrier term “other” and code “cz” until JSC approves a more
appropriate term.
7XX–
Relationship between a name and the resource
Relationship designators should
be included in 7XX fields, where known, to express the specific nature of the
relationship between the person, family or corporate body and the work,
expression, manifestation or item.
Record relationship designators
in textual form in $e subfield.
Refer to RDA Appendix I for the
relevant list of relationship designators.
Multiple terms may be recorded if
appropriate.
700 1# $a Thompson, Keith, $e illustrator.
7XX–
Relationships between Works, Expressions, Manifestations and Items
The specific nature of the
relationship between a work, expression, manifestation or item and a related
work, expression, manifestation or item should be included in 7XX fields, if
considered important.
Record the relationship
information in $i subfield.
Refer to RDA Appendix J for the
relevant list of relationship designators.
700 1# $i Parody of (work) : $a Bryson, Bill. $t
Short history of nearly everything.
Authority
records
008/10
- Descriptive cataloging rules
Record "z" to
indicate the cataloguing rules used to formulate the 1XX heading.
040 –
Cataloguing Source
Record "rda" in $e subfield to indicate the use of the RDA rules for
description.
040 ## $a
ANL $b eng $e rda
The $e subfield should sit before the $c or $d subfields.
046–
Special Coded Dates
Date/s associated with the
person, family, corporate body, work or expression described in the authority
record should be recorded in the 046 field.
Date/s may also be recorded in
the heading in the 1XX field if required.
046 ## $f 1867 $g 1922
100 1# $a Lawson, Henry, $d 1867-1922
046 ## $s 1850 $t 1859
100 1# $a Bankart, G., $d active 1850-1859
Date/s should be recorded according
to ISO 8601 - Representations of Dates and Times where possible.
If the
date/s cannot be recorded according to ISO 8601, the EDTF scheme should be used and “edtf” recorded as the
source code in $2 subfield.
When there is probable or approximate date or
something a bit more uncertain, use EDTF date scheme (Extended Date/Time
Format).
So for a
probable date 1) use a question mark just as in the heading; 2) for an approximate date use a tilde after the date and 3) for dates
where you have a 2 possible dates then put them in brackets separated by a
comma with no space in the same 046 subfield AND MOST IMPORTANTLY when using
the edtf date scheme you must add $2 to the 046. Subfield $2 would then apply
to the entire field
RDA dates in ISO 8601
date scheme (no need to provide a source in $2)
|
||
Category
|
RDA presentation
|
ISO 8601 coding in 046
|
Single year
|
1964
|
1964
|
Year/Month
|
1964 June
|
1964-06 (A hyphen must be inserted between YYYY and MM when DD is
omitted)
|
Year/Month/Day
|
1964 June 27
|
19640627
|
Early A.D. date
|
65 A.D.
|
0065
|
B.C. date
|
361 B.C.
|
-0360 (note there is a difference of one because the B.C. system
has no year zero)
|
Century
|
20th century
|
19
|
RDA dates in EDTF date
scheme (provide ‘edtf’ in 046 $2)
|
||
Category
|
RDA presentation
|
EDTF coding in 046
|
Probable date
|
1816?
|
1816?
|
Approximate date
|
Approximately 931
|
0931~
|
Known to be one of two years
|
1666 or 1667
|
[1666,1667]
|
Attributes
of Persons, Families and Corporate Bodies
The following fields should only
be used to record information about persons, families and corporate bodies that
is gathered in the course of establishing the authorised heading.
The information may also be
recorded in the heading in the 1XX field if required.
- 368
- Other Attributes of a Person or Corporate Body: Any other attribute that serves to
characterize a person or corporate body or that may be needed for
differentiation from other persons or corporate bodies but cannot be
recorded in another field.
- 370
- Associated Place:
The town, city, province, state, and/or country associated with the
person, family or corporate body
- 371
– Address:
The address where the person or corporate body can be found or contacted.
- 372
- Field of Activity:
The field of endeavour or area of expertise in which the person or
corporate body is or was engaged.
- 373
- Associated Group:
Information about a group, institution, association, etc. with which the
person is or has been affiliated. Dates of affiliation may also be
recorded.
- 374
– Occupation:
Information about the profession or occupation in which the person works
or has worked. Dates of work in the profession or occupation may also be
recorded.
- 375
– Gender:
Information about the gender of the person. Dates of identification with a
specified gender may also be recorded.
- 376
- Family Information:
Information about the family, such as type of family, the name of a
prominent member of the family, and hereditary title.
- 377
- Associated Language:
The MARC language code/s and/or term/s associated with the person, family
or corporate body. This may include the language of the family or the
language that the person or corporate body uses for publication,
broadcasting, communication, etc.
- 378
- Fuller Form of Personal Name:
The fuller form of the name of the person, either to distinguish the
person from another person with the same name or when a part of the name
of the preferred name is represented only by an initial or abbreviation.
4XX and
5XX– Relationship between Persons, Families and Corporate Bodies
The relationship between a
person, family, or corporate body and a related person, family, or corporate
body may be recorded, if considered important.
Record the relationship
information in $i subfield.
Refer to RDA Appendix K for the
relevant list of relationship designators.
100 1# $ a Garrett, Peter, $d 1953-
510 2# $w r $i Group member : $a Midnight Oil
(Musical group)
Attributes
of Works and Expressions
The following fields should only
be used to record information about works and expressions that is gathered in
the course of establishing the authorised heading.
The information may also be
recorded in the heading in the 1XX field if required.
- 336
– Content Type:
The form of communication through which the work described is expressed
and the human sense through which it is intended to be perceived.
- 370
- Associated Place:
The town, city, province, state, and/or country associated with the work
or expression
- 377
- Associated Language:
The MARC language code/s and/or term/s in which the work is expressed.
- 380
– Form of Work:
The class or genre to which a work belongs.
- 381
- Other Distinguishing Characteristics of Work or Expression: Any characteristic that serves to
characterize a work or expression but cannot be recorded in another field.
- 382
– Medium of Performance:
The instrumental, vocal, and/or other medium of performance for which a
musical work was originally conceived or for which a musical expression is
written or performed.
- 383
- Numeric Designation of Musical Work: A serial number, opus number, or thematic
index number assigned to a musical work by the composer, publisher, or a
musicologist.
- 384
– Key:
The set of pitch relationships that establishes a single pitch class as a
tonal centre for a musical work or expression.
4XX and
5XX– Relationships between Works, Expressions, Manifestations and Items
The specific nature of the
relationship between a work, expression, manifestation or item and a related
work, expression, manifestation or item should be included in 4XX and 5XX
fields, if considered important.
Record the relationship
information in $i subfield.
Refer to RDA Appendix J for the
relevant list of relationship designators.
100 1# $ a Dickens, Charles, $d 1812-1870. $t
Oliver Twist
530 #0 $w r $i Adapted as a motion picture (work)
: $a Oliver! (Motion picture)
Friday, March 18, 2016
Resource Description & Access (RDA): kerangka teoritis dan implementasinya di National Library of Australia (oleh Wishnu Hardi). Makalah disampaikan pada Konferensi Perpustakaan Digital Indonesia ke-8, Bogor, 4 November 2015
Abstrak
Resource Description and Access (RDA) was developed as a new generation
cataloguing code, designed for digital world. It provides a set of guidelines
and instructions for the description of all types of resources, including
analogue, digital and online. The descriptions will be usable in digital
environment, in web based catalogues, and in resource discovery services. The National Library
of Australia (NLA) fully implemented RDA in March 2013 after 4 years of
preparation. Up to present, nearly 7500 Indonesian records comprising
monographs, serials, electronic resources, and ephemera have been catalogued by
the NLA through its office in Jakarta and can be accessed in NLA’s catalogue
and World Cat. This presentation provides an overview of the theoretical
framework of RDA and its underlying structure, Functional Requirement of
Bibliographic Records (FRBR). Essential differences between RDA and AACR2 are
also outlined. This includes examples of RDA cataloguing practice for
Indonesian titles held by the National Library of Australia.
Pendahuluan
RDA adalah
standar pengatalogan baru yang menggantikan AACR2 yang mulai diperkenalkan pada
tahun 2010 dan secara resmi diimplementasikan pada bulan Maret 2013. Perluya
perubahan dalam standar pengatalogan sudah dirintis sejak diselenggarakannya International
Conference on Principles and Future of Development of AACR2 di Toronto, Canada
pada tahun 1997. Perubahan ini didasari pada kebutuhan perlunya sebuah standar
pengatalogan yang dapat merespon perkembangan pesat dunia informasi. Tantangan
dunia bibliografi kini tidak hanya terletak pada munculnya beragam bentuk baru
informasi dan media penyimpanannya tetapi juga keterkaitan konten antara satu
karya dengan karya lainnya. Ada dua persoalan utama dalam AACR2 yang mengemuka
dan memicu perdebatan di kalangan pustakawan, yang pertama adalah permasalahan
struktur AACR2 untuk pendeskripsian konten dan format yang dianggap kurang
fleksibel terhadap format media penyimpanan yang semakin kompleks. Yang kedua
adalah relevansi peran AACR2 yang dilahirkan di era katalog kartu dalam
perkembangan jagat informasi online saat ini.
Pada bulan April
2005, Joint Steering Committee for the Revision of AACR (JSC) dan organisasi
induknya, Committee of Principals (CoP) menerima banyak masukan dari hasil peninjauan
draft revisi part I AACR3 yang pada intinya agar mengubah pendekatan dalam
melihat struktur revisi AACR3.Setelah mempertimbangkan berbagai alternatif, JSC
akhirnya memutuskan untuk menyusun standar pengatalogan baru yang berisi
panduan dan instruksi untuk pembuatan deskripsi dan akses untuk materi analog
maupun digital. Pemberian nama baru, RDA – Resource Description and Access,
secara jelas merefleksikan perubahan tersebut.
Perkembangan RDA di Konteks Internasional
Sejak pertama
kali diluncurkan pada tahun 1978, AACR2 telah mengalami beberapa kali revisi. Pada
International Conference on Principles and Future of Development of AACR2, para
ahli pengatalogan mengidentifikasi adanya permasalahan substansial yang tidak
bisa diatasi hanya dengan melakukan berbagai revisi. Fakta tersebut mendorong
Joint Steering Committee (JSC) melakukan penataan ulang secara fundamental agar
standar pengatalogan dapat merespon tantangan dan peluang dunia digital.
AACR2 terdiri
bab-bab khusus yang mengatur standar pengatalogan untuk monograf, terbitan
berseri, rekaman suara, gambar bergerak, dan lain sebagainya. Perbedaan jenis pustaka
kini semakin bias seiring perkembangan teknologi informasi dan multimedia.
Banyak terminologi AACR2 masih merefleksikan era katalog kartu, misalnya
“heading”, “main entry”, dan “item in hand”. Memodifikasi istilah sesuai dengan
perkembangan teknologi saat ini dianggap belum cukup untuk menjadikan AACR2
relevan dengan dunia digital.
RDA dikembangkan
oleh Joint Steering Committee (JSC) for Development of RDA yang merupakan
representasi dari American Library Association, Australian Committee on Cataloguing,
British Library, Canadia Committee on Cataloguing, Chartered Institute of
Library and Information Professionals, dan Library of Congress. Sedangkan badan
yang mensupervisi proyek pengembangan RDA secara keseluruhan adalah The
Committee of Principals (CoP) yang terdiri dari institusi-institusi tersebut di
atas plus Library and Archives Canada. Proyek ini juga melibatkan
Co-Publishers, yakni American Library
Association, Canadian Library Association, dan Chartered Institute of Library and Information Professionals yang
bertugas memberikan dukungan untuk masalah finansial dan produksi.
Kemunculan RDA
didorong oleh adanya fakta bahwa perpustakaan kini beroperasi dalam dunia
digital dan berbasis web yang membuat hubungan antara kreator metadata dan pengguna
di luar perpustakaan menjadi semakin penting. Oleh karena itu, pengembangan RDA
dilakukan secara kolaboratif dan melibatkan banyak pihak, antara lain, Dublin
Core dan komunitas web semantik untuk membandingkan model konseptual dan
standar yang digunakan, Library of Congress Network Development and MARC
Standards Office untuk memastikan kompatibilitas RDA dengan MARC21, IFLA
Cataloguing Section untuk menjamin harmonisasi RDA dengan standar pengatalogan
internasional, dan komunitas penerbitan yang telah memiliki daftar terminologi
alat berdasarkan standar ONIX yang digunakan untuk dunia penerbitan maupun
perpustakaan.
RDA dan FRBR
Akronim “FRBR” merupakan singkatan
dari Functional Requirements for Bibliographic Records. FRBR dikembangkan oleh
International Federation of Library Associations (IFLA) Study Group
(1992-1997). IFLA terus memonitor penerapan FRBR dan mempromosikan
penggunaannya. (IFLA) secara resmi mulai memperkenalkan FRBR pada International
Conference on Principles and Future of Development of AACR2 tahun 1997. Sejak
saat itu, posisi FRBR sebagai sebuah kerangka teori semakin signifikan dalam
pengembangan standar pengatalogan. FRBR adalah model konseptual yang menjadi
fondasi dasar RDA karena itu, penting bagi kita untuk mengerti konsep FRBR sebelum
mempelajari RDA.
Dengan menggunakan model konseptual
FRBR sebagai fondasi dasarnya, RDA kini lebih dapat merespon perkembangan dunia
digital jauh lebih baik ketimbang pendahulunya, AACR2. Struktur RDA
menghubungkan lebih dekat elemen data dengan entitas FRBR (works, expressions,
manifestations, items) dan memberikan penekanan lebih kuat pada aspek user tasks, khususnya dalam hal
menemukan (to find), mengidentifikasi (to identify), memilih (to select), dan
mendapatkan (to obtain) koleksi yang diinginkan. RDA juga dapat mengelompokan
hasil penelusuran bibliografi berupa faset-faset untuk memperlihatkan hubungan
(relationships) antara suatu hasil karya dengan penciptanya, edisi-edisi,
revisi-revisi, atau format-format dari satu hasil karya yang sama. Dengan
demikian, RDA berfungsi sebagai standar pengatalogan yang lebih fleksibel untuk
mendeskripsikan semua jenis materi analog dan digital. Katalog yang dibuat
berdasarkan RDA dapat beradaptasi dengan kemunculan model atau struktur
database yang ada saat ini.
FRBR muncul
sebagai respon atas semakin meluasnya perkembangan kerja sama pengatalogan di
berbagai belahan dunia, gencarnya upaya penekanan biaya pengatalogan, dan
ketidakpuasan pengguna terhadap katalog saat ini yang dianggap belum memenuhi
kebutuhan mereka.
Mengenal Model Konseptual FRBR
Secara teori,
FRBR merupakan model konseptual hubungan antarentitas (entity relationship
model) yang menghubungkan lebih dekat prinsip user tasks dalam proses temu kembali dan akses dengan data
bibliografi. FRBR terdiri dari 3 grup di mana masing-masing grup terdiri dari
beberapa entitas:
·
Grup 1 adalah karya intelektual yang terdiri dari entitas Works, Expressions, Manifestations, Items
·
Grup 2 adalah pihak yang bertanggung jawab atas suatu karya yang
terdiri dari entitas Persons, Families,
Corporate Bodies
·
Grup 3 adalah subyek dari karya intelektual yang terdiri dari Concepts, Events, Events, Place
Masing-masing entitas
dideskripsikan dengan atribut dan hubungan antarentitas didefinisikan melalui konsep
relationships. Salah satu faktor
mengapa model FRBR dimunculkan adalah agar sistem perpustakaan dapat dapat
memperlihatkan hubungan antara satu karya dengan karya lainnya. Sebagai
contoh, pada sistem pengatalogan RDA, seorang pengatalog dapat menambahkan informasi
bahwa dalam trilogi novel “Lord of the ring”, “Fellowship of the ring” memiliki
sequel “The two towers”.
Grup 1 FRBR
Grup 1 FRBR adalah wilayah
pendeskripsian data bibliografi. Istilah work
dan expression mengacu pada karya intelektual
atau karya artistik dalam wujud yang masih abstrak, misalnya ide, konsep, alur
cerita, atau latar belakang dari suatu novel dan lain sebagainya. Sedangkan istilah
manifestation dan item mengacu perwujudan fisik maupun virtual
dari suatu karya intelektual, misalnya media, format, carrier, dan lain sebagainya. Pada dasarnya hubungan antara Work, Expression, Manifestation, dan Item
bukanlah sebuah struktur hirarkis melainkan sebuah urutan logis dari proses
penciptaan hasil karya intelektual yang digambarkan melalui model konseptual.
Work merepresentasikan konsep atau ide dari
karya intelektual atau artistik seseorang yang masih merupakan entitas abstrak,
misalnya novel karya Dewi “Dee” Lestari yang berjudul “Supernova”. Sedangkan Expression adalah realisasi dari suatu
karya dalam bentuk teks, alfanumerik, notasi musik, suara, gambar, objek, dan
lain-lain, sebagai contoh, teks novel “Supernova” yang diterjemahkan ke dalam Bahasa
Inggris. Karya adaptasi dan derivatif lainnya juga termasuk dalam kategori ini.
Seperti halnya Work, Expression juga merupakan konsep abstrak.
Manifestation merepresentasikan perwujudan objek
fisik virtual yang memiliki karakteristik yang sama dalam hal kandungan
intelektual maupun bentuk fisiknya, misalnya seluruh edisi “Supernova” dalam
bahasa Inggris diterbitkan di Jakarta tahun 2010. Manifestation direpresentasikan dalam deskripsi bibliografi. Sedangkan
item adalah eksemplar atau single copy dari manifestation, misalnya,
apabila novel tersebut dikoleksi oleh perpustakaan yang diberikan barcode atau call number maka itu disebut sebagai item.
Grup 1 Model konseptual FRBR |
Sebagai contoh, jika novel “Supernova” dan karya derivatifnya kita analisis dengan menggunakan prinsip hubungan antar entitas Grup 1 FRBR, makan akan terlihat sebagai berikut:
Analisis novel Supernova dalam konsep FRBR |
Grup 2 FRBR
Grup 2 FRBR pihak-pihak bertanggung jawab atas penciptaan
karya intelektual atau artistik, produksi dan distribusi, serta kepemilikan eksemplar
atau copy. Entitas yang ada di dalam
Grup 2 terdiri dari Person, Family, dan
Corporate Body. Perlu dipahami bahwa Person
yang didefinisikan dalam deskripsi bibliografi belum tentu nama asli karena
adanya kemungkinan satu atau beberapa pseudonyms.
Attribut yang digunakan untuk pendeskripsian antara lain, tanggal kelahiran,
kematian, aktivitas, afiliasi, gelar, gender, tempat (kelahiran, kematian,
kediaman), bahasa, aktivitas, dan beberapa elemen data lainnya.
Pengertian Family adalah dua orang atau lebih yang
memiliki hubungan keluarga secara langsung maupun karena ikatan pernikahan,
adopsi, perserikatan atas dasar status hukum tertentu, atau mereka yang
menyatakan dirinya sebagai keluarga. Attribut yang digunakan untuk
pendeskripsian antara lain, jenis keluarga (klan, dinasti), tanggal yang
berasosiasi dengan keluarga, tempat kediaman, aktivitas, sejarah keluarga, dan
lain sebagainya.
Hubungan antara Grup 1 dan Grup 2 FRBR |
Sedangkan Corporate body didefinisikan sebagai
sebuah organisasi atau kelompok individu dan atau organisasi yang
mengidentifikasikan dirinya dengan nama khusus sebagai nama dari kesatuan atau
unit. Attribut yang digunakan untuk pendeskripsian, antara lain, tempat
(lokasi), tanggal (kapan mulai aktif), bahasa, alamat, aktivitas, sejarah,
status hukum, dan beberapa elemen data lainnya.
Grup 3 FRBR
Entitas Grup 3
terdiri dari Concept, Object, Event,
dan Place. Pengertian Concept di sini mengacu pada ide atau konsep
yang bersifat abstrak yang bisa diperluas atau dipersempit, misalnya teori,
teknik, proses, praktek, dan lain sebagainya. Object didefinisikan sebagai materi, baik bergerak maupun tidak
bergerak yang merupakan ciptaan manusia atau terjadi secara alamiah yang ada di
sekeliling kita, misalnya bangunan, kendaraan, dan tumbuhan. Event adalah tindakan atau kejadian yang
dijadikan subjek, misalnya kejadian sejarah, periodisasi waktu. Place diartikan sebagai sebuah lokasi
baik historis maupun saat ini, di bumi maupun tidak di bumi, misalnya kota,
sungai, gunung, planet, dan lain-lain.
RDA memberikan
penekanan pada beberapa hal, pertama, kaitan antara masing-masing entitas FRBR.
Kedua, hubungan antara satu karya intelektual dengan yang lainnya. Ketiga,
hubungan antara hasil karya dan penciptanya. Dan yang keempat adalah hubungan
antara person, family, dan corporate body.
Dari penjabaran
di atas dapat disimpulkan bahwa FRBR merupakan sebuah pendekatan teoritis yang memudahkan
kita memahami aspek-aspek penting dalam dunia bibliografi. Model konseptual ini
menggunakan terminologi baru untuk memperjelas komunikasi di antara para pustakawan
dan memastikan pengertian konsep pengatalogan dipahami secara luas. Konsep ini memungkinkan
pustakawan mendiskusikan masalah-masalah pengatalogan dengan menggunakan terminologi
dan pemahaman teoritis yang berlaku umum, khususnya ketika membandingkan data
tidak terstruktur dengan persepsi atau cara yang sama.
Perbedaan Pengatalogan Deskriptif pada RDA dan AACR2
Perubahan
mendasar RDA jika dibandingkan dengan AACR2 adalah RDA kini menggunakan sistem
kategorisasi yang menghapus GMDs (General Material Designations) dan SMDs
(Specific Material Designations) dan menggantinya dengan penambahan tiga field MARC
baru yaitu, 336 (content type), 337 (media type), dan 338 (carrier type). Untuk format elektronik, field 336, 337, 338
dapat membantu menerangkan lebih detail bahwa materi yang dikatalog adalah konten
digital dengan konten berupa gambar bergerak atau video.
Field 338 menjadi
kunci utama yang membedakan materi online resources dan CD-ROM. Jika yang
dikatalog adalah CD-ROM, maka pada field 338 pengatalog mencantumkan “computer
disc.” Dan pada field 300, yang perlu ditambahkan adalah informasi mengenai
konten CD-ROM, jenis file, dan system
requirements yang diperlukan (RDA 3.20.1.3).
Beberapa
perbedaan lain RDA dan AACR2 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
No.
|
RDA
|
AACR2
|
1
|
[Place of
publication not identified]
[Publisher not
identified].
|
[s.l.]
[s.n.]
|
2
|
Second edition
|
2nd
ed.
|
3
|
Mendefinisikan level deskripsi sebagai core element dan
other element
|
Membagi level
deskripsi menjadi minimum level, medium level, dan full level.
|
4
|
…
/ by Nancy Drew, Bess Marvin, George Fayne, and Ned Nickerson.
atau
…
/ by Nancy Drew [and three others]. Istilah [et al.] tidak lagi digunakan.
|
…
/ by Nancy Drew … [et al.].
|
5
|
300 $a 1
online resource
336 $a text
$2 rdacontent
336 $a
cartographic image $2 rdacontent
336 $a still
image $2 rdacontent
337 $a
computer $2 rdamedia
338 $a
online resource $2 rdacarrier
|
GMDs
|
7
|
Mencantumkan
punktuasi apa adanya
|
Mengubah
punktuasi “…” menjadi “-“
|
8
|
[Pages]
[Illustration]
[volumes]
|
[p.]
[ill.]
[v.]
|
Penerapan “rule
of three” AACR2 juga mengalami perubahan. Sebagai contoh, pada sebuah buku
terdapat 7 editor yang terdiri dari 2 general editor dan 5 co-editor. Jika pada AACR2 yang dapat
dicantumkan ke dalam “statement of responsibility” terbatas pada 2 general editor plus 1 co-editor, maka pada RDA semua editor
dapat dicantumkan. Peraturan RDA 2.4.1.5 menyebutkan tidak dicantumkannya
nama-nama diluar “rule of three” kini menjadi sebuah pilihan (optional
omission). Namun demikian, RDA lebih mengarahkan pengatalog untuk mencantumkan
semua nama. Nama-nama editor yang ada di “statement of responsibility” kemudian
dicantumkan lagi sebagai entri tambahan pada field 700 (added entry for
person). Meskipun titik akses untuk editor tidak menjadi penting dalam RDA,
jika kebijakan pengatalogan perpustakaan memilih untuk mencantumkan nama
editor, maka tidak ada batasan berapa banyak nama yang boleh dicantumkan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pada field 700 ada penambahan kata
“editor” pada subfield $e (relator term). Subfield $e adalah “relationship
designator” pada field-field yang menjadi titik akses untuk menunjukkan
hubungan antara entities yang dicantumkan dengan bahan yang sedang dikatalog.
Konsep main entry yang biasa digunakan pada AACR
tidak lagi diterapkan pada sistem katalog online maupun RDA. Meskipun demikian,
preferred access point tetap
dibutuhkan untuk entitas work dan expression khususnya ketika membuat sitasi
bibliografi dan kolokasi work dan expression pada sistem katalog online.
Pada section 2 RDA terdapat instruksi yang menjelaskan tentang cara
mengkonstruksi preferred access point
untuk merepresentasikan entitas work
dan expression.
Berikut adalah contoh
katalog RDA dalam format MARC untuk koleksi CD-ROM yang dikatalog oleh National
Library of Australia:
Catalog view: http://catalogue.nla.gov.au/Record/6289063 |
Struktur RDA
RDA dibangun di
atas fondasi Anglo-American Cataloguing Rules (AACR) yang terdiri dari
seperangkat instruksi dan panduan lengkap untuk pembuatan deskripsi dan akses
ke sumber informasi yang mencakup semua jenis konten dan media. RDA
mengatur pencantuman attribute untuk
masing-masing entitas FRBR (work, expression, manifestation, dan item) dan mendefinisikan
(relationship) antar entitas dengan penanggung jawab intelektualnya (person,
family, dan corporate body).
Implementasi RDA
bertujuan, antara lain, pertama, sebagai kerangka kerja yang lebih fleksibel
untuk mendeskripsikan semua jenis materi analog dan digital. Kedua, menyajikan
data yang dapat beradaptasi dengan struktur database yang beragam. Dan yang
ketiga, tampilan data yang kompatibel dengan sistem katalog online saat ini. Sebagaimana
yang dinyatakan dalam bab Introduction RDA,
pembuatan data bibliografi dengan menggunakan RDA dapat membantu user dalam menjalankan fungsi:
- To find – menemukan informasi sesuai
dengan kriteria pencarian
- To identify – mengidentifikasi hasil
pencarian berdasarkan karakteristik entitas
- To select – memilih versi tertentu dari
satu hasil karya
- To obtain – mendapatkan akses ke koleksi
yang diinginkan
Struktur RDA
terdiri dari 10 section. Section 1-4 berfokus pada pencantuman elemen data dari
atribut-atribut dari setiap entitas FRBR, sedangkan section 5-10 berfokus pada
pencantuman hubungan atau relationship antar masing-masing entitas.
Recording attributes
Section 1 –
Recording attributes of Manifestation and Item
Section 2 –
Recording attributes of Work and Expression
Section 3 – Recording Attributes of
Person, Family, and Corporate Body
Section 4 – Recording Attributes of
Concept, Object, Event, and Place
Recording
Relationships
Section 5 – Recording Primary
Relationships Between a Work, Expression, Manifestation, and Item
Section 6 – Recording Relationships to
Persons, Families, and Corporate Bodies
Associated with a Resource
Section 7 – Recording Subject
Relationships
Section 8 – Recording Relationships
Between Works, Expressions, Manifestations and Items
Section 9 – Recording Relationships
Between Persons, Families, and Corporate Bodies
Section 10 – Recording Relationships
Between Concepts, Objects, Events, and Places
Pada
setiap section terdapat panduan umum dan bab untuk masing-masing entitas. Bab
tersebut akan selalu berasosasi dengan prinsip user tasks dalam FRBR (to find, to identify, to select, to obtain).
Bab mengenai pencantuman atribut dan hubungan untuk entitas concept, object, event, dan place akan ditempatkan dalam rilis RDA
yang akan datang.
Untuk
sementara RDA tidak memuat instruksi untuk subject
heading (Entitas Grup 3 FRBR), namun tetap memberikan instruksi untuk
mendefinisikan hubungan entitas tersebut dengan entitas Group 1. Meskipun
demikian, RDA telah menyediakan bab khusus (section 4 dan 10) yang bisa
digunakan untuk entitas Grup 3 FRBR sebagai antisipasi pengembangan RDA lebih
lanjut.
Salah
satu elemen kunci dalam RDA adalah adanya pemisahan yang tegas dan jelas antara
pencantuman data dan presentasi data. Fokus utama RDA adalah menyediakan
panduan dan instruksi untuk pencantuman data untuk merefleksikan atribut atau
hubungan antar masing-masing entitas yang didefinisikan dalam FRBR.
Implementasi RDA di National Library of Australia
NLA bekerja sama dengan Australia Committe on Cataloguing dalam merumuskan strategi implementasi RDA secara nasional. Implementasi RDA di National Library of Australia dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah mengidentifikasi dan mengantispasi faktor-faktor teknis maupun non-teknis yang dapat mempengaruhi proses pengimplementasian. Faktor-faktor tersebut antara lain, masalah budget (biaya akses RDA), analisis mengenai sistem perpustakaan saat ini dan rencana perubahan/upgrade/penggantian sistem perpustakaan, produktivitas dan workflow kerja yang mungkin terganggu pada proses transisi. Selain itu faktor manusia, dalam hal ini cataloguer, juga perlu diperhatikan khususnya di masa-masa transisi, yaitu dengan membuka akses komunikasi mengenai perkembangan up-to-date mengenai implementasi RDA serta membuka ruang konsultasi bagi cataloguer yang ingin mengetahui lebih banyak tentang RDA.
NLA bekerja sama dengan Australia Committe on Cataloguing dalam merumuskan strategi implementasi RDA secara nasional. Implementasi RDA di National Library of Australia dilakukan secara bertahap. Tahap pertama adalah mengidentifikasi dan mengantispasi faktor-faktor teknis maupun non-teknis yang dapat mempengaruhi proses pengimplementasian. Faktor-faktor tersebut antara lain, masalah budget (biaya akses RDA), analisis mengenai sistem perpustakaan saat ini dan rencana perubahan/upgrade/penggantian sistem perpustakaan, produktivitas dan workflow kerja yang mungkin terganggu pada proses transisi. Selain itu faktor manusia, dalam hal ini cataloguer, juga perlu diperhatikan khususnya di masa-masa transisi, yaitu dengan membuka akses komunikasi mengenai perkembangan up-to-date mengenai implementasi RDA serta membuka ruang konsultasi bagi cataloguer yang ingin mengetahui lebih banyak tentang RDA.
Tahap yang kedua
adalah memastikan perpustakaan memiliki akses ke RDA toolkit
(www.rdatoolkit.org). Akses ke RDA Toolkit sangat penting bagi perpustakaan
yang ingin mengimplementasikan RDA. Sebelum mulai berlangganan, perpustakaan
sebaiknya mempelajari terlebih dahulu licence
agreement dan jumlah staf yang secara rutin mengakses RDA. RDA Tookit juga diperlukan selama proses training
agar staf familiar dengan konsep, instruksi, dan terminologi yang digunakan
RDA.
Tahap yang ketiga
adalah melakukan perubahan sistem agar dapat mendukung katalog berbasis RDA
dalam hal pembuatan katalog, pertukaran data bibliografi, penelusuran dan display katalog RDA, termasuk
mengakomodasi penggunaan field baru pada MARC21. NLA juga melakukan upgrade
sistem agar compatible dengan record-record RDA, termasuk perubahan field-field
MARC yang diperlukan. Informasi mengenai field-field RDA dalam MARC21 dapat
dilihat pada http://www.loc.gov/marc/RDAinMARC.htm
Tahap Keempat NLA
membuat kebijakan pengatalogan misalnya pada instruksi-instruksi RDA yang
bersifat opsional, apakah instruksi tersebut akan dijadikan wajib atau tetap
opsional dalam kebijakan pengatalogan, core
elements (elemen data yang wajib ada).
Kebijakan pengatalogan RDA perlu didahulukan agar ketika
diimplementasikan cataloguer telah
memiliki panduan yang jelas. Kebijakan pengatalogan dapat di-update sesuai kebutuhan. NLA juga meng-update dokumen-dokumen teknis, seperti
prosedur pengatalogan untuk masing-masing unit koleksi.
Tahap yang kelima
adalah training. Durasi training yang diberikan kepada cataloguer mungkin akan berbeda dengan staff perpustakaan lainnya.
Training tambahan mungkin diperlukan bagi cataloguer
yang menangani jenis koleksi yang agak berbeda, seperti terbitan berseri, bahan
elektronik, dan lain sebagainya.
Penutup
Meskipun banyak perubahan signifikan
yang bisa kita temukan pada RDA, namun demikian RDA berdiri di atas beberapa
fondasi dasar yang termanifestasikan dalam struktur, konsep, dan istilah yang
digunakan. Fondasi tersebut, antara lain, FRBR adalah model konseptual yang
membangun struktur RDA, AACR menjadi basis untuk pengatalogan deskriptif,
International Cataloguing Principles (ICP) menjadi dasar bagi dokumen legal
RDA, dan beberapa standar lainnya. Pengatalogan menggunakan RDA sangat penting
dalam membangun sistem pengatalogan dan pencarian informasi di masa-masa
mendatang.
Sumber
Australian Committee on Cataloguing
Homepage. http://www.nla.gov.au/acoc/resource-description-and-access-rda-in-australia
(diakses tanggal 5 September 2015).
Huthwaite, Anne (2001). “AACR and its
place in the digital world: near-term solution and long-term direction”. http://www.loc.gov/catdir/bibcontrol/huthwaite_paper.html
(diakses tanggal 27 Agustus 2015).
Joint Steering Committee for RDA
Development. “RDA: Resource Description and Access Frequently Asked Questions”.
http://www.rda-jsc.org/archivedsite/rdafaq.html
(diakses tanggal 25 Agustus 2015).
Kiorgaard, Deirdre (2009). “Resource
Description and Access”. http://www.nla.gov.au/openpublish/index.php/nlasp/article/viewArticle/1420
(diakses tanggal 27 Agustus 2015).
Maxwell, Robert L. (2014). Maxwell's handbook for RDA : explaining and
illustrating RDA : resource description and access using MARC21. London :
Facet Publishing.
Miksa, Shawne D. (2007). Understanding Support of FRBR’s Four User
Tasks in MARC-Encoded Bibliographic Records. ASIS&T Bulletin
(August/September). https://www.asis.org/Bulletin/Aug-07/miksa.html
(diakses tanggal 5 September 2015).
National Library of Australia
Catalogue Page. http://catalogue.nla.gov.au/
(diakses tanggal 2 September 2015).
RDA Toolkit Homepage. http://www.rdatoolkit.org/ (diakses
tanggal 5 September 2015).
Resource Description and Access [RDA]
Blog. http://rda-id.blogspot.co.id/ (diakses tanggal 1 Agustus – 7 September
2015).
Tillet, Barbara (2004). What is FRBR? A conceptual model for
bibliographic universe. Washington, DC: Library of Congress Cataloguing
Distribution Service. http://www.loc.gov/cds/downloads/FRBR.PDF
(diakses tanggal 5 Agustus 2015).
Subscribe to:
Posts (Atom)